Kepustakaan
Hakikatnya kita semua dalam pencarian orang-orang yang bisa membuat kita teguh, orang-orang yang mewarisi petunjuk (al-insan al-muhtadi). Seseorang akan melakukan pencarian sesuatu yang dapat meneguhkan dirinya sesuai dengan ujian yang sedang dia hadapi.
Nikmati beragam literatur, artikel serta ebook dengan tema utama tauhid dan adab yang insya Allah sangat bermanfaat dan kami memohon keberkahan pada Allah.
Publikasi Terbaru
Terjemahan Terbaru
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Syeikh Umar Mahmud Abu Umar
Az-Zubair Al-Ghazy
Manhaj Tarbiyah Taklim Al-Ghazali
Krisis ekonomi berkepanjangan menimpa penguasa Saljuk di akhir pemerintahannya akibat kezhaliman pengelolaan harta negara dan rakyat serta jauhnya ulama dengan rakyat yang mana ulama justru menjadi corong dan pembela kezhaliman penguasa.
Imam Al-Ghazali melakukan kritikan keras pada penguasa Saljuk pada saat itu. DR. Majid Al-Kailani bahkan menduga hanya beliau seorang, ulama yang berani demikian tegas melakukan kritikan pada pemerintah.
Medan garap Imam Al-Ghazali selanjutnya adalah menghidupkan amar maruf nahi munkar. Imam menganggap amar maruf nahi munkar bagian penting agama. Jika amar maruf nahi mungkar dilalaikan akan berimplikasi munculnya kesesatan dan tersebarnya kebodohan di negeri yang membuat pertahanannya lemah.
Setelah Imam Al-Ghazali menetapkan manhaj, syarat-syarat, aturan sebagai ulama akhirat selanjutnya beliau menetapkan manhaj baru tarbiyah dan taklim untuk mencetak ulama-ulama rabbani.
Pelapisan sosial yang berlaku pada akhir tahun 400 hijriah akibat dari lemahnya peran ulama akhirat. Kelurusan ulama menjadi faktor penentu kebaikan umat ini seperti telah disebutkan dalam artikel sebelumnya bahwa Imam Al-Ghazali sangat mencermati krisis yang menimpa ulama.
Stratifikasi sosial yang menjamur di zaman Imam Al-Ghazali menurut DR. Majid ‘Arsan Al-Kailani dirincikan sebagai berikut:
Pertama: Kelompok Ulama
DR. Majid ‘Arsan Al-Kailani kemudian memaparkan dampak hebat dari kerusakan ulama memunculkan penyakit fikriyah (pemikiran) dan nafsiyah (jiwa) atau istilah lain fitnatu syubhat wa syahwat. DR. Majid rahimahullah membuat rincian dampak kerusakan ulama yaitu:
Imam Al-Ghazali rahimahullah menetapkan tiga kaidah Manhaj Ishlah dan Tajdid yang satu dengan lainnya saling berkaitan.
Imam Al-Ghazali membangun manhaj tarbiyah wa taklim melalui proses sepuluh atau sebelas tahun yang diistilahkan oleh DR.
Faidah Kitab Fanul Qiraah
Berkata Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah: “Hakikat membaca ialah antum membaca seluruh halaman buku. Bahkan kadang antum perlu membaca berulang kali agar bisa disebut benar-benar membaca buku.” (Fanul Qiraah: 136)
Berkata ayahanda syeikh Umar Mahmud hafizhahullah:
Orang yang membaca sebuah kitab lalu merasa telah mengusai kitab tersebut tanpa membaca berulang adalah ketertipuan bacaan. Ayahanda Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah berkata:
Berkata ayahanda Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah dalam Kitab Fanul Qiraah:
Berkata Ayahanda Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah: “Setelah perjalanan membaca yang panjang, pembaca akan menemukan problem pada dirinya dari efek sebagian bacaan yang tidak ada hubungannya dengan pemikiran saja, tetapi pada jiwa atau dalam menghukumi kitab dan peristiwa.
Membaca kitab atau buku elektronik (ebook) tidak semudah membaca kitab cetak fisik. Disebabkan banyaknya penghalang dan tantangan komputer dan gawai yang membuat pembaca susah fokus.
Beberapa tanda-tanda hari kiamat yang dikabarkan oleh Rasulullah saw yaitu tersebarnya kebodohan dan pena. Dalam satu waktu kebodohan merajalela tatkala pena dan buku bertebaran sangat mudah untuk ditemukan dengan harga sangat murah.
Rasulullah saw bersabda:
Berkata Ayahanda Syeikh Umar Mahmud Abu Umar hafizhahullah ta’ala: “Perangkat-perangkat elektronik (seperti komputer, smartphone dan table -pent), memiliki keunggulan pada dua sisi: Pertama perusahaan pembuat, dan kedua pengguna.
Betapa Syeikh Rasyid Ridha rahimahullah sangat senang saat Kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras Lialfazhi Al-Hadits Asy-Syarif ada disisinya. Beliau berkata: “Andai sejak dahulu kitab ini kita miliki tentu waktu yang selama ini habis untuk mencari hadits tidak habis terbuang.”
Terdapat tiga metode mendalami kitab yaitu dengan melakukan kajian dan syarah (sorogan), qiraah jamaiyah atau majelis sama, dan menulis.