Membaca Hadits Nabi shallallahu alaihi wassalam merupakan bentuk qiraah diniyah kedua setelah qiraah Al-Quran. Membaca hadits terbagi menjadi dua ilmu, sebagaimana disampaikan oleh Syeikh kami Samir bin Yusuf Al-Hanbali Al-Hakali hafizhahullah yaitu:

Qiraah Diniyah atau bacaan diniyah memiliki keindahan yang tidak bisa disandingkan dengan bacaan selainnya. Tilawah Al-Quran sebagai qiraah diniyah paling agung memiliki keindahan yang paling memesona. 

Al-qiraah ad-diniyah (bacaan diniyah) adalah rihlah menenggelamkan diri dalam bacaan kalam Allah, sabda Rasulullah shallallahu alaihi wassalam, atsar sahabat dan kitab-kitab turats atau buku-buku literasi Islam bermanhaj salaf.

Buku dan tulisan al-bayan yang mengajak pada kebaikan dan menjauhi kemungkaran penuh dengan ruh penulis menjadi bacaan penuh keindahan yang membangkitkan gharizah (naluri) manusia. Gharizah akal dan agama.

Syeikh Umar Mahmud dalam Fanul Qiroaah berkata:

العلم و الثقافة و المعرفة لتكون مشاعا مرغوبة لا بد ان تكون انسانية تحقق التواصل مع الانسان وذالك ان يجد نفسه فيها

Tantangan kita dalam menanamkan kecintaan membaca bukan hanya dari problem internal institusi lembaga pendidikan saja. Ada problem eksternal yang memiliki andil besar memerangi kecintaan buku dan membaca. Yaitu terbitnya bentuk buku yang tidak memiliki hubungan antara buku dengan penulis.

Berkata syeikh Umar Mahmud hafizhahullah dalam Fanul Qiraah:

انه التشكيل الاول الذي نحتاجه مع اول قدم لنا في المدرسة لنأتلف معها و مع الكاب