
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الْوَلِيمَةِ يُدْعَى لَهَا الأَغْنِيَاءُ وَيُتْرَكُ الْفُقَرَاءُ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam; ‘Seburuk-buruk jamuan adalah jamuan walimah yang diundang sebatas orang-orang kaya, sementara orang-orang miskin tidak diundang.’” (Al-Bukhari)
Amat jauh perbedaan orang yang datang padamu bersama perut kosong dengan orang yang datang dengan perut kenyang. Amat jauh perbedaan orang yang datang padamu untuk meletakkan makanan di atas makanan dengan yang datang untuk memenuhi botol airnya; datang tanpa membawa apapun, kosong perut dari makanan dan air.
Di zaman kita ini tersebar orang-orang yang berjalan angkuh. Kaki mereka bisa melangkah hanya jika ada kepentingan. Setiap mendengar undangan walimah mereka berkata, mari kita makan hingga kenyang, tertawa dan bergurau hingga obrolan mereka membuat hati menjadi sakit, perasaan mereka mati karena banyak senda gurau.
Tidak ada yang tersisa dari “lemparan” mereka kecuali kata-kata busuk, penilaian buruk dan bekas makanan di semua piring. Setiap ahlul haq berdiri membersihkan kemungkaran segera mereka bangkit mengepungnya. Mata mereka hanya bisa memandang kecantikan permata namun hidung mereka tidak mampu mencium wewangian. Mereka lari berlindung di bawah kantong dan dompet.
Salman Al-Farisi telah mengembara membawa rasa haus dan lapar mencari al-haq. Telah mencicipi berbagai hidangan hingga sampai pada hidangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassala. Beliau menjamunya, mengisi perutnya yang datang dengan kosong. Padanya cita-citanya meninggi bahkan menerimanya sebagai keluarga ahlul bait, sebuah kedudukan yang sangat mulia:
سَلْمَانُ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ
“Salman adalah ahlul bait.” (Thabrani)
Betapa jauh perbedaan orang yang datang hanya untuk mencicipi makanan dengan orang yang datang kosong mencari bekal tamak pada janah Allah ta’ala. Mereka mengatakan; kami akan tetap miskin dengan perut kosong terbang memenuhi setiap panggilan yang di dalamnya mengajak pada janah. Mengenyahkan segala omongan yang membuat sakit telinga:
اَلَّذِيْنَ قَالُوْا لِاِخْوَانِهِمْ وَقَعَدُوْا لَوْ اَطَاعُوْنَا مَا قُتِلُوْا ۗ قُلْ فَادْرَءُوْا عَنْ اَنْفُسِكُمُ الْمَوْتَ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
(Mereka itu adalah) orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, “Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh.” Katakanlah, “Cegahlah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang yang benar.” (Ali-Imran: 168)
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ
Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki. (Ali-Imran: 169)
29 Ramadhan 1442 H / 12 Mei 2021