Asas Membaca yang Benar

Submitted by admin on Thu, 01/19/2023 - 12:15
Penulis

Membaca bagian dari kitab, sebuah bab dari kitab tidak bisa disebut telah membaca kitab. Jika kita membaca sebagian kitab dan merasa telah memahami isi kitab, kita melakukan kesalahan. Tanpa membaca seluruh halaman kita tidak akan memahami isi kitab apalagi hanya membaca review atau resensi saja.

Membaca petikan-petikan perkataan ulama atau quote yang mudah kita temukan di media sosial hari ini lalu merasa memahami seutuhnya adalah kesalahan. Kita tidak mungkin bisa memahami suatu perkataan tanpa membaca seluruh kitab dan membaca biografi penulis. 

Kenali biografinya walau profil singkat karena akan sangat membantu memahami isi kitab dan memahami maksud penulis. Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah berkata: “Baca judul kitab dengan mengenali penulis. Penting mengenali siapa penulis, manhaj, kedalaman keilmuan, tawadhu, keberaniannya, gaya tulisan dan strukturnya.”

Lebih lanjut pula Syeikh Umar Mahmud menyarankan kita mengenali penerbit, tanggal terbit dan cetakan ke berapa. Setiap penerbit memiliki pandangan dan fikrah serta ciri khusus yang membedakan dari penerbit lainnya. Terdapat penerbit yang teliti dalam editing dan ada juga yang ngasal yang penting terbit. Ada penerbit yang fokus pada desain cover tapi tidak memperhatikan isi kitab.

Kemudian membaca kata pengantar penerbit, pengantar penulis, pengantar muhaqiq atau jika buku terjemahan baca pengantar penerjemah. Kenali biografi singkat muhaqiq, penerjemah dan semua yang terlibat dalam karya tersebut.

Syeikh berkata: “Kenali apa yang mereka tulis, manhaj mereka, apa yang ahli ilmu katakan pada mereka.”

Tujuan mengenali semua tersebut yaitu: “Mencapai gambaran lengkap tanpa kurang. Jika tidak lengkap pemahaman pada kitab tersebut dalam banyak kondisi akan membahayakan.” Syeikh mencontohkan orang yang asal comot menukil pendapat Ibnu Taimiyah. Orang yang memberontak pada negara menukil pendapat Ibnu Taimiyah, negara yang memerangi seseorang atau kelompok orang juga menukil pendapat Ibnu Taimiyah. 

Penolak parlemen demokrasi mengutip pendapat Ibnu Taimiyah demikian pula orang yang menganggap wajib masuk parlemen berdalil pendapat Ibnu Taimiyah. Semuanya berhujah dengan fatwa-fatwa Ibnu Taimiyah sesuai dengan apa yang dipahami sendiri tanpa memahami asas dan manhaj Ibnu Taimiyah. Sedang memahami asas dan manhaj penulis hanya bisa diketahui dengan cara membaca seluruh halaman kitab lengkap. 

Syeikh Umar Mahmud berkata: “Sesungguhnya membaca dengan cara ini yaitu membaca mendalam dan lengkap adalah cara membaca yang menghidupkan ilmu-ilmu syariah.”

Kamis 26 Jumadil Akhir 1444
Disarikan dari kitab Fanul Qiraah Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah