Dari Huruf Menuju Perbuatan [2] Pertempuran Kata

Submitted by admin on Sat, 01/14/2023 - 22:49
Penulis

Tulisan tanpa amal nyata, ketauladanan dan pengorbanan adalah tulisan yang terputus dari perbuatan. Sehingga tulisan hanyalah sekedar tulisan tidak boleh dikaitkan dengan amalan penulisnya, melahirkan akhlak yang tidak ada urusan dengan tulisan.

Dari sinilah hakikat eksistensi kehidupan manusia rusak. Tidak ada tulisan yang harus dipertanggungjawabkan amalannya. Tulisan garing dari ruh penulis, tulisan tanpa pertempuran antara penulis dengan amalan dan pengorbanan.

Berbeda dengan orang-orang yang bertempur dengan apa yang ia tulis. Laki-laki dan wanita suci yang menjaga ifah menghidupkan kata dengan memberi ketauladanan yang bisa disaksikan masyarakat. Rangkaian kata melawan kekikiran harta, kezhaliman pemerintah, kezhaliman lembaga swasta dan kerinduan pada orang tua, istri serta anak.

Iltizam pada agama akan menghidupkan tulisan dari sekedar kata mati menjadi sejarah. Demikian yang disampaikan oleh ayahanda Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah mengenai hakikat iltizam:

“Hendaknya seseorang mengetahui bahwa kehidupan adalah iltizam pada agama. Pengaruh seseorang dalam kehidupan dan sejarah sesuai dengan kadar iltizamnya dengan sunah kehidupan dan nilai keimanan. Sedang mereka yang melalui kehidupan dengan permainan dan senda gurau akan menghancurkan sunah kehidupan dunia dan mereka akan dilupakan tanpa bekas seperti disebutkan Allah: ‘Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka.’ (Ad-Dhukan: 29)”

Iltizam pada agama inilah yang akan membuat penulis berjalan di atas sunah perputaran kehidupan dengan tentram walaupun terkadang melalui ujian melelahkan. Karena mereka memahami itulah sunah dan tabiat kehidupan.

Syeikh mendefinisikan iltizam dengan: Perjalanan melalui rotasi kauniyah dan imaniyah. Sehingga kelelahan yang dirasa adalah kepenatan perjalanan bukan iltizam. Namun ketika kelelahan itu menimpa iltizam, terjadilah benturan yang akan menghancurkan dirinya.

Agar dapat iltizam seseorang harus memiliki bashirah (penglihatan hati) yaitu dengan mengetahui rute dan beratnya perjalanan. Semakin orang berilmu dia akan kuat bashirahnya. 

Bashirah adalah lentera kata dan tulisan. Siapapun yang menulis harus berbekal bashirah ujian dan cobaan perjalan yang akan ia tempuh. Karena tulisan tidak akan bercahaya dan tak akan mampu diusung oleh penulis kecuali dengan bashirah.

Syeikh hafizhahullah mengatakan: “Bukan orang alim yang mengenal jalan al-haq namun menempuh jalan kebatilan. Justru dia ini orang terbodoh yang tidak tsiqah pada ilmu. Dia meremehkan ilmu dan merusak nilainya.”

Tulisan bukan untuk dagang, tetapi untuk menyadarkan orang-orang lalai dan menyampaikan hidayah. Tulisan dibayar dengan amal nyata dan pengorbanan harta dan jiwa agar menyala.

Ahad 22 Jumadil Akhir 1444
Disarikan dari kitab Fanul Qiraah Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah