Imam Al-Ghazali rahimahullah memerangi pemikiran-pemikiran bidah sesat yang merusak pokok aqidah Islam. Membentengi umat dengan segala upaya dari pemikiran merusak utama yaitu: Sekte Batiniyah dan filsafat.
Kedua pemikiran tersebut menjadi tantangan terbesar karena penyebarannya di tubuh umat di zaman itu. Keduanya bukan hanya menjadi pemikiran tetapi menjelma gerakan yang bertujuan menghancurkan aqidah Islam. Khususnya batiniyah yang memiliki sayap militer dengan melakukan teror pada masyarakat dan membunuh ratusan ulama dan tokoh.
Dalam memerangi pemikiran sesat tersebut, Al-Ghazali melawan secara ilmiah dengan dakwah, dialog, diskusi serta tulisan. Beliau tidak melawan dengan perkataan-perkataan buruk atau caci makian. Teror pemikiran dilawan dengan pemikiran, perang pemikiran di lawan dengan perang pemikiran.
Al-Ghazali menemukan bahwa, pemikiran Batiniyah berusaha menghancurkan syariat dengan menggunakan istilah-istilah syariat tetapi diplesetkan dengan takwil dan tahrif sesuai dengan tujuan mereka. Sedang filsafat menghancurkan syariat dengan logika yang keluar dari nash dan kemerdekaan berpikir. Tokoh filsuf yang terkenal pada saat itu adalah Abu Nasr Al-Farabi dan Ibnu Sina.
Perang pada pemikiran bidah dhalalah ini digalakkan tanpa lelah dan menjadi salah satu tema utama para ulama pendukung Al-Ghazali dan murid-murid beliau. Membentengi aqidah umat hingga ke kampung dan pelosok negeri sehingga perlahan perkembangan pemikiran tersebut dapat dihentikan dan dilemahkan karena tidak memiliki dukungan masyarakat.
Senin 8 Rajab 1444
Tulisan ini adalah bagian dari Resensi Kitab Hakaza Dhahara Jailu Shalahiddin wa Hakazha Adat Al-Quds karya DR. Majid ‘Arsan Al-Kailani. Diterbitkan oleh Darul Qalam, Cet ketiga 1423 H (2002)