Besarnya pengaruh gerakan ishlah wa tajdid yang dikomandoi Sayid Syeikh Abdul Qadair Al-Jailani karena dukungan keluarga, sahabat dan murid-murid beliau yang bergerak dalam struktural jamaah. DR. Majid Rasyid rahimahullah mengumpulkan beberapa nama ulama masyhur penolong dakwah Sayid yang beliau bagi menjadi tiga kelompok: Kelompok keluarga Sayid, kelompok ulama dari teman-teman dan murid beliau dan kelompok ulama wanita.
Di antaranya dari keluarga Sayid, putra dan cucu beliau:
- Syeikh Abul Fatah bin Al-Muni rahimahullah, syeikh mazhab Hanbali dan rujukan utama menempati kedudukan tinggi menggantikan Sayid setelah kewafatannya. Menjalani kehidupan dengan zuhud dan tidak menikah. Pengaruhnya sangat kuat pada murid-murid beliau.
- Sayid Syeikh Abdul Wahab bin Abdul Qadir Al-Jailani rahimahullah, putra beliau yang menjadi ustad mengajar di madrasah Al-Qadariyah pada usia 21 tahun.
- Sayid Syeikh Abdur Razaq bin Abdul Qadri Al-Jailani rahimahullah adik Sayid Abdul Wahab ustad di madrasah Al-Qadariyah. Adz-Dzahabi menjulukinya sebagai ahli hadits Baghdad. Sangat zuhud, wara dan qanaah.
- Sayid Syeikh Musa bin Abdul Qadir rahimahullah, bergabung dengan pasukan keluarga Az-Zanki kemudian mengajar di Damaskus menguatkan Daulah Zankiyah dan penerusnya.
- Sayid Syeikh Isa bin Abdul Qadir rahimahullah, mengajar di Mesir di menguatkan Daulah Al-Ayubi.
Selain itu, putra-putra dan cucu Sayid menyebar ke berbagai wilayah Islam untuk dakwah dan jihad. Sayid memiliki 49 anak, 27 di antaranya putra. Sebagian keberadaan anak cucu beliau masih dijumpai sampai kini sebagai keluarga terhormat. Misalnya di Yordan terdapat keluarga yang disebut Ruba Al-Kailani, di Suriah keluarga Az-Za’biyah, di Jenin Palestina keluarga Dar Zaid dan lainnya menunjukkan barakahnya seorang ayah yang shalih yang telah mengorbankan apapun untuk Islam. Pengorbanan akan membawa keberkahan sebagaimana ibadah qurban yang membawa keberkahan.
Sedang para sahabat dan murid-murid Sayid Abdul Qadir Al-Jailani yang bersatu di bawah kepemimpinan beliau di antaranya:
Madrasah Al-‘Adiwiyah
Didirikan oleh Syeikh ‘Ady bin Musafir rahimahullah di Al-Baqa’ terletak di barat Damaskus dan mendirikan pula di Gunung Hakar kota Hakar yang dihuni suku Kurdi di Irak. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjulukinya sebagai Syeikh Besar Kontemporer. Menimba ilmu di Baghdad kepada Syeikh Hamad Ad-Dabas. Disinilah beliau bertemu dengan Sayid Abdul Qadir yang sama-sama nyantri.
Madrasah As-Sahrudiyah
Didirikan oleh Syeikh Abun Najib Abdul Qadir As-Sahrudi rahimahullah di Zanjan. Sekarang masuk wilayah Iran. Beliau alumni madrasah Nizhamiyah dan pengajar di sana. Namun kemudian mengundurkan diri setelah mendapat ujian dan tekanan pemerintah Saljuk. Setelah itu menemui Imam Al-Ghazali dan mengikuti manhajnya. Syeikh pernah diundang oleh Sultan Nurudin Az-Zanki di Damaskus dan bermusyawarah dengannya.
Madrasah Al-Bayaniyah
Didirikan oleh Syeikh Abul Bayan Naba bin Muhammad bin Mahfuzh Ad-Damsyiqi dikenal dengan Ibnu Al-Haurani rahimahullah. Madrasah berdiri di Damaskus dan mendapat perhatian khusus oleh Sultan Nurudin Az-Zanki.
Selain madrasah-madrasah besar di atas, terdapat berbagai macam madrasah lain seperti: madrasah Syeikh Ruslan Al-Ja’biri rahimahullah di Damaskus, madrasah Syeikh Hayah bin Qais Al-Hurani rahimahullah di Harran selatan Suriah, madrasah Syeikh Uqail Al-Manbaji rahimahullah di Manbaj Suriah, madrasah Syeikh Ali bin Al-Haiti rahimahullah di Hit Al-Anbar Iraq, madrasah Hasan bin Muslim rahimahullah di Qadisiyah Irak, madrasah Syeikh Al-Jusuki rahimahullah di Mesir, madrasah Syeikh Abdurrahman Ath-Thafsunji rahimahullah di Irak, madrasah Syeikh Musa bin Mahan rahimahullah di Maridin Irak, madrasah Muhammad bin Abdun Nashiri rahimahullah di Bashrah, madrasah Syeikh Jakir Al-Kurdi rahimahullah di Irak dan masih banyak lagi.
Senin 23 Rajab 1444
Tulisan ini adalah bagian dari Resensi Kitab Hakaza Dhahara Jailu Shalahiddin wa Hakazha Adat Al-Quds karya DR. Majid ‘Arsan Al-Kailani. Diterbitkan oleh Darul Qalam, Cet ketiga 1423 H (2002)