Manhaj Tarbiyah wa Taklim Imam Al-Ghazali rahimahullah [21]

Submitted by admin on Mon, 02/20/2023 - 00:51
Penulis

Tulisan ini adalah seri terakhir dari Manhaj Tarbiyah wa Taklim Imam Al-Ghazali. Ide Imam Al-Ghazali yang berupa manhaj perbaikan masyarakat dan pemerintah kemudian berkembang menjadi tanzhim jamaah yang sangat besar dan luas berkembang di Irak, Syam, Naisabur dan kemudian Mesir. Kemudian tanzhim ini menyokong dan melebur sebuah pemerintahan baru yang adil di bawah dinasti Zanki dan Ayubi yang menjalankan pemerintahan Khilafah Abasiyah.

Telah kami sebutkan sebelumnya, tanzhim ini memiliki dua opsi perbaikan pemerintahan. Perbaikan internal dengan mencari pemimpin adil Bani Saljuk atau perbaikan eksternal dengan mengangkat pemerintahan baru dari Bani yang memiliki syarat.

Di masa Pemerintahan Sultan Mulkasyah rahimahullah, beliau mengangkat panglima Aq Sunqur dari Bani Atrak (Turki) ayah Imadudin Az-Zanki sebagai amir Aleppo (Halb), Hamah, Manbaj dan Al-Ladziqah. Menerima pangkat Qasimul Daulah dari Sultan Mulkasyah, sebuah gelar tertinggi yang artinya orang yang ikut serta memerintah daulah Islam.

Aq Sunqur dikenal sebagai amir yang cakap dan adil dalam bidang politik dan memiliki kewibaan tinggi di mata masyarakat. Beliau rahimahullah dinilai mampu untuk menjaga dan mempertahankan wilayah Islam serta menegakkan syariat. Aq Sunqur lah yang meredam konflik para amir di Syam antara Muslim bin Qurays Al-Uqaili amir Mosul dan Halb, Tutusy bin Alip Arsalan amir Damaskus dan Sulaiman bin Qatlamisy pendiri Daulah Saljuk di Anatolia Romawi.

Aq Sunqur juga memiliki peran penting meredam pemberontakan Tutusy pada Sultan Berkyaruq bin Mulkasyah pengganti Sultan Mulkasyah tahun 486 setahun setelah kematian Sultan Mulkasyah. Namun kemudian Aq Sunqur dibunuh oleh Tutusy pada 487. Waktu itu Imadudin Az-Zanki berumur 10 tahun dan menerima warisan kecintaan masyarakat Syam.

Tahun 516, Imadudin Az-Zanki diangkat langsung oleh Khalifah Al-Mustarsyid sebagai amir Mosul dan memainkan peranan penting dalam meredam konflik antara Khalifah dengan Sultan Mahmud bin Muhammad bin Mulkasyah yang terjadi pada 521. Namun konflik tersebut terus berlanjut dan sulit diatasi sehingga Imadudin memilih untuk fokus ke perbatasan ribath menjaga negeri Islam dari pasukan salib.

Tanzhim Ishlah wa Tajdid yang dipimpin oleh Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani mendukung langkah Imadudin dengan fokus melahirkan umat yang baru artinya memilih opsi kedua yaitu mencari pemimpin dari luar Bani Saljuk yang sesuai dengan syarat kepemimpinan. Dan para ulama ishlah wa tajdid melihat Imadudin Az-Zanki dari Bani Turki memenuhi syarat tersebut untuk mendirikan pemerintahan daulah baru tetap di bawah Kekhalifahan Abbasiyah menggantikan dinasti Saljuk.

Tokoh penting pendirian Daulah Az-Zanki adalah Syeikh Marwan bin Ali bin Salamah bin Marwan Ath-Thanzi rahimahullah yang diangkat sebagai wazir Imadudin di Masul yang menghubungkan dengan Khalifah. Syeikh Marwan adalah murid utama Imam Al-Ghazali rahimahullah. 

Daulah baru tersebut menguat di masa Nurudin bin Imadudin Az-Zanki yang diterima penuh oleh umat. Para ulama dan masyarakat kemudian berbondong-bondong berhijrah ke Syam untuk menuntut ilmu, ribath dan jihad. Daulah yang mencerminkan Islam dalam semua aspeknya dengan dukungan penuh para ulama yang menyatukan umat Islam menjadi satu ikatan kekuatan.

Demikian peran penting tarbiyah wa taklim dalam melakukan perbaikan masyarakat melalui proses yang panjang dan berkesinambungan. Tarbiyah yang diperankan oleh ulama dan duat yang ikhlas rabbani menurunkan barakah dan pertolongan Allah.

Wallahu alam.

TAMAT

Senin 29 Rajab 1444 H
Tulisan ini adalah bagian dari Resensi Kitab Hakaza Dhahara Jailu Shalahiddin wa Hakazha Adat Al-Quds karya DR. Majid ‘Arsan Al-Kailani. Diterbitkan oleh Darul Qalam, Cet ketiga 1423 H (2002)