Tulisan ini adalah tanggapan dari tulisan Ayahanda Syeikh Umar Mahmud hafizhahullah di bawah judul terjemahan: Restorasi Gagasan Basis Aman Bagi Gerakan Islam dan Bekerja Secara Terbuka.
Jazallah khairan pada Syeikh kami Abu Qatadah atas gagasan dan pemikiran yang masih terus menjadi fokus diskusi di bawah topik besar: Di manakah jalan untuk membebaskan dari hegemoni Barat atas umat Islam?
Tanpa keraguan, semua metode telah dicoba seratus tahun terakhir ini, dari bekerja secara damai sampai mendirikan partai politik hingga amal jihad bersenjata. Pembaca harakah Islamiyah tidak meragukan, semua upaya tersebut mengarah pada tujuan pembebasan umat Islam. Tetapi pada akhirnya, buah dan hasil akhir tidak dapat diperoleh kecuali hanya dengan senjata, peperangan dan konfrontasi. Dakwah apapun yang tidak mampu melindungi dirinya dengan senjata pasti akan bubar dan gagal. Gerakan politik apapun tanpa kekuatan yang melindunginya nasibnya ada di ruang bawah tanah penjara atau kuburan.
Pada gerakan jihad mushalah (bersenjata), tidak ada kelompok yang sepakat dengan satu metode. Selama seratus tahun ini, terjadi persilihan metode jihad. Menurut target musuh, terbagi menjadi beberapa pendapat:
- Sebagian orang memilih jihad global berfokus menyerang kepala musuh.
- Sebagian lainnya mencukupkan diri pada jihad regional dengan tahapan-tahapan tanpa keluar dari batasan wilayah negerinya dan memerangi musuh secara langsung.
- Lainnya memerangi pemerintah negerinya yang murtad dan juga pendukungnya di luar negeri, menggabungkan kedua teori di atas.
Pada tingkat operasional taktis:
- Sebagian jamaah berperang dengan taktik gerilya tidak mengindahkan urgensi penguasaan wilayah.
- Sebagian lainnya, merebut basis-basis di pelosok dan terpencil kemudian membangun kekuatan dan mengumpulkan kekuasaan mereka lalu memperluas ke kota-kota besar seperti yang dilakukan oleh Taliban.
- Melakukan kudeta militer dan menguasai ibu kota, metode ini belum ada harakah yang berhasil melakukannya.
Perlu dicatat, bahwa taktik-taktik ini tidak bisa menjadi pilihan dasar bagi aktivis. Tetapi menjalankan taktik sesuai dengan medan yang pas dengan keadaan politik, militer dan geografis serta kemampuan dan potensi jamaah. Taliban menguasai wilayah dan mereka mampu mempertahankannya. Tatkala mereka menjadi lemah ketika berhadapan dengan kekuatan salib, mereka merubah ke taktik gerilya lalu membuat strategi sesuai dengan keadaan.
Sedangkan jihad Yaman dan Mali, kita menemukan mereka mencukupkan diri dengan gerilya dengan upaya sementara untuk menguasai teritorial tersebut saat memiliki kesempatan melakukannya. Sementara di Suriah, Somalia, dan Gaza, kami menemukan bahwa kontrol atas wilayah adalah suatu keharusan yang tidak dapat dihindari oleh gerakan perlawanan.
Pemikir bisa saja memilih pertempuran yang dihadapi; namun lapanganlah yang menentukan keputusan akhir. Orang cerdas adalah yang memilih bidang pertempuran sesuai dengan medan perang yang dihadapi kemudian totalitas dalam jihad melawan musuh dan menolong umatmu. Di segala bidang dan medan, apa pun situasinya, antum dapat mencapai tujuan jihad jika menguasai kemampuan sesuai realitas tanpa terburu-buru atau berlambat-lambat. Wallahu muwafiq.
https://t.me/alkawlalhasan2/681
#الزبير_الغزي
https://t.me/+8kYIRWj4zm81MTM0
Penerjemah: Zen Ibrahim hafizhahullah, Jumat 3 Jumadil Awal 1445 H